Sudah hampir tertidur ketika si
telepon pintar berbunyi dan sebuah email masuk. Jangan lupa mengkonfirmasi
kehadiran anda untuk perkuliahan besok sore, ditunggu hingga hari ini pk.24.00.
Saya langsung bangun, menyalakan
laptop dan melakukan daftar ulang yang diminta. Lalu memeriksa anak-anak yang
sudah tertidur dikamarnya, dan teringat beberapa tutorial dari kursus online
Washington University yang belum saya selesaikan. Hard Deadline masih seminggu
lagi, tapi saya menyukai materinya jadi
lebih baik segera diselesaikan.
Lucu ya? Padahal tiga tahun yang
lalu saya memiliki pendapatan yang lebih dari cukup kalau hanya ingin belajar
atau mempelajari berbagai hal lewat beberapa media, tapi waktunya tidak pernah
cukup. Pulang, adalah waktu anak-anak dan suami tentunya.
Sekarang, dengan bangun pukul 4
pagi setiap hari –karena begitu para malaikat kecil terbangun mereka akan
mengacaukan waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan berbagai hal dan
permintan- lalu mulai memutar mesin cuci, menyalakan pemanas nasi, membuat
sarapan dan bekal sekolah serta membersihkan lantai, setelah mengantar
anak-anak ke sekolah saya praktis tidak ada yang dikerjakan lagi pada pukul
7.30 pagi!
Maka yang tadinya hanya “bermain”
di perpustakaan sekolah aisha yang begitu lengkap koleksinya, akhirnya saya
bekerja sambilan di laboratorium komputernya. Sekedar mengisi waktu luang
sampai tiba waktunya menjemput anak-anak lagi.
Dan dengan waktu yang sedemikian
padat tapi luang, saya menemukan bahwa dengan tidak bekerja kantoran lagi
begitu banyak hal yang bisa dipelajari, dari rumah. Pertama, keterampilan
standar yang dulu tidak terpikir untuk dikuasai : memasak, mengendarai apa saja
yang ada (yang terpenting anak bisa berkegiatan),hingga mempelajari program
komputer dari buku TIK Aisha demi
menjawab pertanyaannya. Kedua : Parenting, ilmu mengasuh dan mendidik
anak..entah berapa buku sudah saya habiskan untuk mempelajari hal ini.
Terlambat adalah alasan dan motivasi saya, 6 tahun 6 bulan Aisha serta 3 tahun
untuk maliq menghabiskan waktunya dengan diasuh orang yang bukan ibunya. Saya
bahkan mengikuti kuliah online di sebuah komunitas : www.ibuprofesional.com hanya untuk
keperluan ini. Selain itu saya juga memperdalam minat saya – yang sudah pernah
dipelajari dan digunakan saat bekerja dulu- hingga kini untuk sekedar bekerja
sosial, ternyata masalah komputer jaringan, diantaranya dengan mengikuti kursus
online via coursera. Ketiga : saya melalap habis semua hal tentang kurikulum sekolah yang bisa saya temukan referensinya, keberadaan Aisha di sekolah negeri yang jauh dari ibukota membuat suami mengkhawatirkan masalah kecukupan pendidikannya, walaupun saya pribadi lebih memilih Home Education tinimbang sekolah formal. Tapi hal tersebut tentu saja bukan sesuatu yang harus diperbincangkan.
Berikutnya di daftar tunggu saya ada belajar “mengajar
untuk orang yang tidak berlatar pendidikan sebagai guru”, psikologi praktis dan
belajar menjahit!
Lainnya : tentu saja menulis,
bisa dipelajari diantaranya via milis yuk_nulis, blog walking, gabung dengan
komunitas blogger setempat hingga plot_point di twitter. Walaupun kegiatan
menulis saya sempat terhenti beberapa waktu belakangan ini, tidak berarti saya
berhenti belajar menulis. Dan yang paling menyenangkan dari semuanya adalah
tidak ada beban yang menyertainya. Seperti anak sekolah rumah, mungkin
(Aisha-HS Wanna be). Ibu-ibu yang tidak bekerja formal seperti saya mempelajari
hal-hal yang diinginkannya setiap saat, selagi ada kesempatan. Tanpa harus
membuat resume untuk direksi atau presentasi knowledge sharing untuk anak
buah..karena di formulir apapun yang memuat kolom pekerjaan, saya : Ibu rumah
tangga saja.
Komentar
Posting Komentar