Senin pagi, jam sudah menunjukan
pukul 6:45 menit, saya dan ketiga malaikat kecil Aisha,Maliq dan Langit sudah
siap di mobil untuk mengantar Aisha ke sekolah. Hanya perlu waktu kurang lebih
sepuluh menit untuk tiba di sekolah walaupun jaraknya lumayan jauh. Saya mencintai
Pelaihari karena tidak ada macet. Dulu, untuk jarak yang lebih dekat dari rumah
ke sekolah Aisha di Bekasi perlu waktu hampir setengah jam.
“Are you ready? Let’s pray
together...,” seperti biasa saya memulai “ritual” dengan membaca doa naik
kendaraan sembari menyalakan mesin mobil. Maliq dan saya sudah memulai bacaan doa
ketika Aisha berkata ,” Tas Kakak mana mi?”
Ups, rem mendadak ,”Sudah dibawa
keluar rumah belum?”, tanya saya
“Belum”
Tarik nafas dalam, saya ulurkan
kunci rumah kepadanya. Aisha bergegas turun, tidak sampai dua menit ia sudah
kembali ke posisi semula,”tujuh kurang sepuluh mi, cepetan yaa Kakak gak mau telat,gerbangnya
dikunci Pak Satpam kalau upacara udah mulai”
Tidak ada macet, tetapi juga
tidak ada aturan berkendara yang di patuhi oleh sebagian besar warga Pelaihari.
Tidak ada lampu sign untuk belok atau pindah jalur, keluar gang tanpa rem,
mendahului dari kiri adalah hal biasa disini. Seorang teman pernah berkata,
alasannya adalah karena orang di sini lebih akrab dengan lalu lintas air atau sungai yang kurang membutuhkan rambu
lalu lintas.
“Kakak lupa mencabut kunci dari pintu
rumah”,ujar Aisha ketika saya berhenti sebentar di perempatan ujung jalan utama
komplek yang menuju jalan raya. Di hari senin jalan depan komplek kami dipadati
–Dear God- Truk pengangkut Hewan! Maka nama jalan ini adalah Jalan Pasar Hewan.
Bukan salah truk nya atau kompleknya, tapi salah siapa mau tinggal disini. O
ya, di Pelaihari tidak ada lampu merah untuk semua perempatan bahkan yang
dilalui kendaraan berat sekalipun.
“Allah melindungi rumah kita lah
kak, Mami malas berputar disini lihat tuh banyak truk sapi mau masuk,” jawab
saya tanpa berpikir langsung masuk ke jalan raya dan..tancap gas menuju sekolah
bersaing dengan pengendara sepeda motor Pelaihari yang konon belajar aturan
lalu lintas di sungai itu. Adalah hal biasa dua atau tiga sepeda motor berjalan
berjajar tanpa bersedia memberi jalan untuk kendaraan di belakangnya–memang kota
ini sepi, tapi rasanya kesabaran ini benar-benar teruji belum lagi kendaraan
dari lawan arah yang kalau sudah mendahului (dengan menggunakan jalur
berlawanan) lupa kembali ke jalurnya. Waktu menyeberangi jalan, sepeda motor di
sini biasanya mengambil jarak cukup jauh lalu berjalan lawan arah di sisi
pejalan kaki ! sungguh ajaib.
“Mami, Ade muntah”,tiba-tiba
terdengar suara Maliq. Dari malam hari tadi sepertinya Maliq memang kurang enak
badan.
“Tolong lepas seat belt ade
kak,kasih tissue, kita hampir sampai,” sahut saya ketika seorang Ibu memotong
jalur mobil dari arah kiri ! Tuhan yang maha adil, rem mendadak lagi.
Semua Ibu seringkali mengalami
hal yang sama dengan saya, harus berkonsentrasi pada lalu lintas dengan “penumpang
istimewa” yaitu anak-anak. Kadang di siang hari yang panas (Aku cinta
Khatulistiwa!), kesabaran dan konsentrasi saya sungguh diuji antara
pengendara-pengendara ajaib di Pelaihari ini dengan Aisha yang sedang
berceloteh tentang kejadian di kelasnya, Maliq yang sibuk berbunyi sebagai
eskavator atau pesawat dan bayi Langit yang berusaha membebaskan diri dari
carseat dengan cara memasukkan sabuk pengaman ke mulutnya atau menangis
keras-keras. Pernah suatu pagi saya tidak bisa mengingat sama sekali apakah
kompor sudah dimatikan atau belum sehingga tanpa pikir panjang kembali ke rumah
tentu saja dengan kecepatan tinggi. Sungguh memerlukan uji stamina dan semangat
luar biasa untuk berangkat dan memulai hari seperti itu.
Sungguh hal yang baru terpikirkan
hari ini, dua minggu setelah Senin yang sungguh merepotkan itu : semua Ibu
harus mengikuti safety training, Pelatihan Keselamatan : berkendara, di dapur,
di rumah...
Waktu saya bekerja dulu,
perusahaan pernah mengadakan lomba membuat slogan safety. Rasanya jadi teringat
bahwa sekarang saya pun memerlukan slogan safety untuk diri sendiri : Semangat,
Sabar, Selamat...
Salut untuk semua ibu!
Komentar
Posting Komentar