Portfolio Aisha - Chores

Prang!!!
Bunyi perabotan pecah membangunkan saya dari tidur siang tidak sengaja yang kurang nyaman. Anak-anak! Dapur! Saya pun berlari ke dapur dan mendapati si kecil Maliq menatap pecahan gelas di lantai sementara Aisha, kakaknya berdiri diatas kursi kayu kecil menghadapi zink tengah...mencuci piring!
Memasuki minggu keempat kehamilan saya yang ketiga ini kondisi dan stamina tubuh memang samasekali sukar diajak bekerjasama. Rumah yang agak berantakan, tidur-tidur yang tidak sengaja di pagi-siang atau sore hari serta makanan seadanya menjadi keadaan yang sepertinya membuat Aisha ingin meringankan beban ibunya.
Tujuh tahun kurang dua bulan usianya. Siang ini Aisha sudah menyuapi adiknya makan siang dengan ikan goreng tanpa kejadian “ketulangan” atau duri yang termakan. Ia sudah biasa bersiap sekolah sendiri, bangun tidur dan merapikan tempat tidur yang ditempatinya bersama si adik tanpa di suruh lagi, mengisi botol-botol air dingin, mengangkat jemuran dan menyapu lantai setiap hari.
Tujuh tahun kurang dua bulan, dengan enam setengah tahun diantaranya diasuh pembantu,nenek dan saudara secara bergantian. Baru lima bulan ini Aisha menikmati haknya untuk diasuh langsung –fulltime-oleh ibu kandungnya. Entah apa yang sudah diajarkan semua orang itu tentang kemandirian, entah apa yang sudah disimpulkannya tentang keadaan yang membuatnya perlu membantu, saya mungkin sudah mati rasa selama itu.
Kalau dalam dunia home education anak-anak biasa dididik mengenai chores-pekerjaan rumah tangga – mungkin saya belum sempat mengajarkannya pada Aisha hingga saat ini. Aisha yang sudah bisa membuat bakwan jagung-atau biasa disebut ampal di Pelaihari- kopi pagi untuk saya dan suami plus segelas susu masing-masing untuknya dan Maliq, sudah bisa membuat tahu krispy kesukaannya, memandikan dan menyuapi si Tiga tahun tiga bulan dan bahkan kali ini mencuci piring bekas makan siang kami, BELUM SEMPAT diajarkan mengenai pekerjaan rumah tangga.

Aisha juga sudah biasa (bukan bisa) merapikan tempat tidur saya seperti halnya ia biasa (bukan bisa) merawat dan merapikan sendiri buku-buku dan mainannya. Termasuk buku dan mainan Maliq. Jadi, kalau siang ini ia membuat adiknya membantunya menaruh gelas yang selesai dicuci lalu si adik menjatuhkannya hingga pecah dan membuat suara ribut yang membuat saya terbangun dari tidur siang tidak sengaja, mungkin saya harus belajar dari Aisha bagaimana mengajarkan seorang anak tentang pekerjaan rumah tangga.
Terimakasih, Aisha.

Komentar

  1. so sweet....aisha anak yg baik :)

    BalasHapus
  2. cannot do it without her....enaknya punya anak perempuan tante ami....

    BalasHapus

Posting Komentar