Ada Homeschooler Kecil!

Tahun ajaran ini berakhir!

Minggu depan Aisha di"wisuda" dari Taman kanak-kanak. Baru saja kami terima setumpuk buku-buku pelajaran dan Hasta Karyanya sepanjang tahun ini.

Tentu saja kami bersyukur dengan kelulusan Aisha, tetapi ada satu yang mengganjal dihati, puaskah saya dengan pendidikan TK Aisha selama ini? Akankan kami mendaftarkan Maliq untuk kelas Taman Bermain tahun ini?

Entah karena rajin atau malas merapikan, saya masih menyimpan hasil pelajaran Aisha sejak di Taman Bermain dulu. Ditambah dengan semangat saya akhir-akhir ini untuk mengexplore semua sumber kurikulum sehingga setara dengan Dora the Explorer..dalam hal pertanyaan di milis, website atau apa dan siapapun yang bisa saya tanyai masalah homeschooling dan kurikulum..Jadilah saya bergadang untuk menyelidiki apa yang sebetulnya dipelajari Aisha selama 2.5 tahun terakhir. Sejak taman bermain sampai lulus taman kanak-kanak, lalu saya bandingkan dengan apa yang sudah dikuasainya dari kegiatan kami di rumah selama ini.

Sosialisasi adalah alasan kami memasukkan Aisha ke Taman bermain pada usia 2.5 tahun.Padahal ternyata hampir 3 bulan penuh saya dan atau si mbak harus duduk didalam kelas hanya untuk memaksa Aisha belajar, kalau dipikir-pikir saat ini..tega sekali saya melakukan itu! padahal tanpa pemaksaan yang sama, Maliq menjadi anak yang sangat berani dan terbuka ..hanya dengan menjadi dekat dengannya dan mengajarinya bersosialisasi dengan tetangga! Opung pemilik warung, Penjual Nasi diujung gang, Tukang roti, Ibu RT sampai tamu kakak saya disapanya tanpa malu dan ragu.

Maafkan Mami, Aisha!

Secara akademis, Aisha tak usah dipertanyakan. Dia belajar membaca sendiri, hanya karena tante dan sepupunya pandai membaca dan dia yang waktu itu baru berusia hampir 3 tahun baru diajari mengenal huruf di Taman bermain. Bahasa Inggris yang saya ajarkan sambil main-main diserapnya dengan sempurna. Pelajaran Iqra yang saya mulai dirumah-diantara libur transisi taman bermain ke TK- membuatnya menyelesaikan Iqra 6 jauh sebelum teman-teman sekelasnya. Dalam hal berhitung pun Aisha tidak kalah pintar. Hubungannya dengan "bukti" pelajaran di sekolah hanyalah komentar gurunya tentang sosialisasi !!

Maliq mulai membaca a-i-u-e-o saat ini, delapan huruf hijaiyah sudah dikuasainya, beberapa kata bahasa inggris dan saya mulai memasukan tracing kedalam "kurikulum" Maliq. Ya! saya memutuskan Maliq untuk menjadi Homeschooler Kecil kami dengan tidak memasukkannya ke Taman bermain tahun ini.

Aisha? tentu saja! Justeru dialah yang sangat bersemangat mengenai kegiatan sekolah rumah kami. Motor penggerak saya untuk terus belajar dan menggali lebih jauh masalah pendidikan. Menjadikan saya lebih peduli bukan hanya tentang gengsi sekolahnya, tapi apa yang dia pelajari, sekarang dan nanti.Menjadikan saya "melek" kurikulum dan sistem pendidikan, menjadikan saya seorang ibu

Lihat saja, dia menamai sekolah rumah kami : Nadhifa Homeschooling. Singkatan dari nama depannya (Nadhira) dan Nama tengah Maliq (Fattah)

Komentar