Bayi Tomat (Belajar Sains di Halaman-1)


Hujan mulai jarang turun di kota kecil kami, maka kesibukan rumah bertambah satu yaitu menyiram tanaman. Pekarangan sekitar rumah memang kami tanami beberapa jenis sayuran dan bumbu, selain karena tidak ada tukang bunga yang berkeliling perumahan seperti di Bekasi, tujuannya  memang untuk digunakan sendiri. Lumayan, beberapa bulan terakhir saya sudah tidak lagi membeli cabai, tomat, sereh, kunyit, jahe dan bahkan kemangi.
Untunglah ada “asisten” yang setia membantu melakukan pekerjaan tambahan ini : Maliq. Dengan senang hati ia akan menyirami tanaman dengan selang sambil bermain air. Suatu pagi, tiba-tiba ia ribut memanggil saya yang sedang merapikan dapur,” Mamiii, lihat..lihat...ada Bayi Tomat!”
Ternyata yang dimaksudkannya adalah buah-buah tomat yang mulai muncul dari pohon, yang masih berwarna hijau.

“Kalau tomat nggak melahirkan,de!,” tukas Aisha ikut mengamati
“Jadi?” pancing saya
“Berbuah”
“kenapa dia berbuah?”, tanya saya lagi
“karena dia mau punya anak”,jawab Maliq
“Iya, namanya berkembang biak. Tapi yang benar, buah itu cadangan makanannya,”jelas saya
“pohon tomat makan apa mi?”,tanya Maliq lagi
“Pupuk kandang, air dari dalam tanah,”sahut Aisha
“Benar, dihisap masuuuk lewat batangnya, dikirim ke daun lalu dimasak disitu”,jawab saya lagi
“pakai zat apa mi? Kloro..kloro...,”Aisha bertanya
“Klorofil,zat hijau daun”
“Kompornya mana?”,tanya Maliq
“Sinar matahari”,jawab saya
“Airnya, ade yang ngasiih...yeeee!”, Maliq gembira sekali
“Itu kah fotosintesa?”,Aisha menyimpulkan sendiri,”Kakak pernah baca dimanaa gitu”
Ternyata, sambil membantu pekerjaan ibu nya anak-anak saya sudah belajar sesuatu. Ah, senangnya bisa mendampingi mereka untuk momen seperti ini.

Komentar