Pelaihari, 06.Mar.2011
Ini seharusnya adalah catatan fieldtrip kami. Ke pusat kerajinan dan belanja Martapura, keliling Banjarmasin, melihat sungai Kapuas dan museum kecil di tepinya, melihat Universitas Lambung Mangkurat dan museumnya di Banjarbaru.
Tetapi sesudah dua bulan di Pelaihari yang tenang, keramaian Banjarmasin dan Martapura terasa agak mengganggu. Tidak seriuh rendah Bekasi dan Jakarta, Banjarmasin menyajikan kemacetan, kekacauan khas kota besar,Mall dan tentu saja angkutan kota (bahkan ada becak dan bajaj di Banjarmasin).
Hingga inilah yang terlintas di kepala saya : Kabayan Saba Kota. Orang Desa yang pergi ke kota dan mendapati dirinya bingung. Dalam kasus kami : tidak nyaman. Mungkin ketenangan Pelaihari yang dikelilingi perbukitan masih menjadi terapi dan liburan buat saya yang sejak lahir tinggal di Bekasi, kota yang tidak pernah sepi.
Ketiadaan Mall dan angkutan kota membuat Pelaihari nyaman dengan caranya sendiri : tidak ada kemacetan dan kebisingan yang begitu akrab sebelumnya di Bekasi. Satu-satunya “kerusuhan” adalah saat Jumat siang dimana pegawai –yang 75% adalah Pegawai Pemerintah – dan anak sekolah pulang bersama-sama jam 11 siang. Namun itu pun tidak sampai menyebabkan kendaraan berhenti selama 30 menit lebih seperti di Pasar Kranji,Bekasi Barat setiap jam pulang kantor.
Udaranya yang cenderung panas di siang hari dan sejuk luar biasa di pagi dan malam hari membuat alergi pernapasan saya dan Maliq hingga saat ini tidak kambuh. Sedikitnya polusi asap kendaraan dan tidak adanya Pabrik yang dekat dengan pemukiman juga merupakan alasan kecocokan kami dengan kota kecil yang bersih ini. Demikian bersihnya Pelaihari hingga rasanya tak mungkin pemerintah kota Pelaihari terlibat dengan KPK hanya untuk perolehan Adipura seperti walikota Bekasi.
Beberapa bulan lagi, mungkin .. saya dan anak-anak bisa menjelajahi kota tanpa terganggu dengan kemacetan, keramaian dan kekacauannya seperti dulu. Beberapa bulan lagi,mungkin..kami tidak merasa sebagai Kabayan Saba Kota lagi...
Ini seharusnya adalah catatan fieldtrip kami. Ke pusat kerajinan dan belanja Martapura, keliling Banjarmasin, melihat sungai Kapuas dan museum kecil di tepinya, melihat Universitas Lambung Mangkurat dan museumnya di Banjarbaru.
Tetapi sesudah dua bulan di Pelaihari yang tenang, keramaian Banjarmasin dan Martapura terasa agak mengganggu. Tidak seriuh rendah Bekasi dan Jakarta, Banjarmasin menyajikan kemacetan, kekacauan khas kota besar,Mall dan tentu saja angkutan kota (bahkan ada becak dan bajaj di Banjarmasin).
Hingga inilah yang terlintas di kepala saya : Kabayan Saba Kota. Orang Desa yang pergi ke kota dan mendapati dirinya bingung. Dalam kasus kami : tidak nyaman. Mungkin ketenangan Pelaihari yang dikelilingi perbukitan masih menjadi terapi dan liburan buat saya yang sejak lahir tinggal di Bekasi, kota yang tidak pernah sepi.
Ketiadaan Mall dan angkutan kota membuat Pelaihari nyaman dengan caranya sendiri : tidak ada kemacetan dan kebisingan yang begitu akrab sebelumnya di Bekasi. Satu-satunya “kerusuhan” adalah saat Jumat siang dimana pegawai –yang 75% adalah Pegawai Pemerintah – dan anak sekolah pulang bersama-sama jam 11 siang. Namun itu pun tidak sampai menyebabkan kendaraan berhenti selama 30 menit lebih seperti di Pasar Kranji,Bekasi Barat setiap jam pulang kantor.
Udaranya yang cenderung panas di siang hari dan sejuk luar biasa di pagi dan malam hari membuat alergi pernapasan saya dan Maliq hingga saat ini tidak kambuh. Sedikitnya polusi asap kendaraan dan tidak adanya Pabrik yang dekat dengan pemukiman juga merupakan alasan kecocokan kami dengan kota kecil yang bersih ini. Demikian bersihnya Pelaihari hingga rasanya tak mungkin pemerintah kota Pelaihari terlibat dengan KPK hanya untuk perolehan Adipura seperti walikota Bekasi.
Beberapa bulan lagi, mungkin .. saya dan anak-anak bisa menjelajahi kota tanpa terganggu dengan kemacetan, keramaian dan kekacauannya seperti dulu. Beberapa bulan lagi,mungkin..kami tidak merasa sebagai Kabayan Saba Kota lagi...
nice blog,,, btw, apa smp saat ini ibu dan klrga masih tgl di pelaihari? klo blh tau apa ada komunitas homeschooling di sana atau mgkn di bjb/bjm dan sekitarnya? tks... salam kenal (ibu dewi)
BalasHapus