Ke Museum Layang-layang

Kuambil buluh sebatang

Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang

Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang

---

Note :
[dari organisasi.org]
Indonesian old kid / children song
Free public song & non commercial copyrighted song lyric,

Beberapa hari yang lalu, waktu sedang bermain-main dengan kertas warna (origami), Aisha tiba-tiba memiliki ide untuk membuat layang-layang. Dicobanya merangkai kertas dengan lidi, tapi sepertinya hasil laying-layang yang didapatkan tidak sesuai dengan harapannya. Waktu saya mencoba membantu, Aisha sudah kesal dan tidak mau melanjutkan.

Karena masalah itu, saya lalu membuka komputer dan mulai browsing “cara membuat layang-layang” dan menemukan informasi mengenai Museum layang-layang Indonesia.
http://www.museum-layang.com/

Berbekal informasi dari situs ini, Sabtu kemarin saya mengajak anak-anak mengunjungi museum yang terletak di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan itu.

Lokasinya agak terpencil, masuk ke dalam Jalan yang lebih tepat disebut Gang H.Kamang, tetapi tidak sulit di cari samasekali. Kalau dari arah Bekasi, tinggal masuk tol TB SImatupang, keluar di Fatmawati, belok kiri depan rumah sakit tersebut dan belok kanan setelah SD Pondok Labu. Peta yang disediakan situs relatif mudah diikuti.

Kalau naik kendaraan umum, dari bekasi naik jurusan lebak bulus, turun di perempatan Fatmawati lalu naik angkutan kecil S02/03 Lebak Bulus-Ciputat, di depan SD Pondok Labu.

Biaya masuk museum Rp.10.000 saja, termasuk menonton video dokumenter tentang laying-layang, keliling museum seukuran galeri ditemani pemandu yang ramah, dan workshop membuat layang-layang untuk anak-anak. Untuk anak berusia 2 tahun tidak perlu membayar.

Selain mengenal jenis-jenis layang-layang dari berbagai propinsi di Indonesia dan beberapa negara yang kebanyakan adalah negara Asia, museum ini menyediakan fasilitas untuk belajar/workshop membuat keramik, melukis payung , T Shirt dan membuat batik dengan biaya 40 ~50 ribu per peserta.

Tempatnya nyaman dan rindang, pemandu pun ramah pada anak-anak. Hanya tidak ada fasilitas kafe seperti museum pada umumnya, sehingga jika berniat mengikuti lebih dari satu workshop, anda harus membawa bekal makanan dan minuman.



Aisha dan Maliq juga mengikuti pelajaran membuat keramik yang “kotor tapi asyik” menurut Aisha. Hasil karyanya bisa diambil satu minggu lagi, setelah dioven/dikeringkan. Rencananya waktu mengambil hasil inilah kami akan mencoba workshop melukis payung. Siapa mau ikuut??



Komentar

Posting Komentar