Time Management

Keren ya judulnya?

Hari Jumat lalu Aisha hampir terlambat ke sekolah. Terpaksa pakai sepatu dan rompi di mobil jemputan, sarapan pun tidak sempat. Saya sampai meminta bantuan Ibu saya untuk menengok Aisha waktu jam istirahat (Thanks God for blessed me with a great parents!!!).

Bangun pukul 5 pagi dengan kondisi harus berangkat ke kantor jam 6.30, tanpa si mbak, dengan Aisha yang masih 6 tahun dan si 2.5tahun yang harus dimandikan dan disuapi sebelum diantar ke rumah neneknya adalah hal yang mustahil. Tapi, itulah yang saya lakukan 2 hari yang lalu.

Time Management untuk seorang Ibu pastilah lebih hebat dari seorang manager.
Kapan harus bangun, menyiapkan sarapan, memandikan, menyiapkan pakaian, mengganti diapers yang penuh sekaligus mempersiapkan diri sendiri supaya siap mengantar sekolah..salut buat semua Ibu yang sanggup melakukannya. (Itulah yang dilakukan ibu saya dengan 5 orang anaknya selama bertahun-tahun).

Dan inilah yang biasanya saya lakukan : bangun jam 5 pagi, minum kopi yang sudah siap, jalan pagi dengan si kecil selama 15 menit, pulang untuk sarapan dengan si sulung, lalu berangkat ke kantor, semua tergantung si Mbak.

Menantang, dengan cita-cita saya menjadi Ibu Rumah Tangga, yang sepertinya sama sulit diraihnya dengan cita-cita seorang freshgraduate untuk menjadi manager di perusahaan asing, masalah time management Ibu Rumah Tangga ini menjadi agenda kerja saya beberapa bulan kedepan.

Tadi pagi saya bangun 1 jam lebih awal, semalam saya sudah menyiapkan sarapan setengah jadi yang tinggal di goreng, pakaian dan air panas untuk mandi anak-anak sudah saya siapkan lebih dulu. Hasilnya lumayan berantakan. Aisha berpakaian sambil saya suapi sarapan (karena masalah waktu), Maliq tidak sempat mandi, bahkan diapersnya belum dilepas, sampai dirumah Ibu saya tidak sempat memeluk dan mencium Maliq, langsung tancap gas menuju kantor. Whaddup??

Niat.

Tetangga depan rumah saya memiliki 2 orang anak, dua-duanya sudah sekolah dan perlu diantar.Ukuran rumah kami kira-kira sama, ada 2 lantai yang perlu pembersihan. Bedanya, dia tidak harus pergi ke kantor. Tapi, tadi pagi waktu saya bangun dia sudah mengeluarkan cucian untuk di jemur. Waktu saya sakit dan tidak pergi ke kantor, saya sempat perhatikan anak-anaknya cukup banyak kegiatan diluar rumah mungkin les dan semacamnya, selalu diantarnya sendiri dengan kendaraan umum. Tidak ada anak yang belum selesai berpakaian waktu keluar rumah dan tidak pernah tampak mereka membeli sarapan di sekitar rumah (mestinya kalau sempat sarapan di tempat yang agak jauh dari rumah berarti ada waktu untuk siap dan berangkat lebih pagi juga).

Pasti ada kunci untuk time management seperti itu. Kompetensi saya untuk menjadi ibu belum mencukupinya bukan?

Komentar

  1. waaa....tulisannya ngena bgt mba,,aku jd tersadar betap masi kacaunya time managementku sbg ibu n pekerja...thanks mba uda ngingetin smua yg baca

    BalasHapus
  2. hehe..lebih gampang ngatur agenda di kantor bukan?

    BalasHapus

Posting Komentar